Herbert Chapman. Sebuah nama yang mungkin tak akan pernah lekang di memori sejarah publik Inggris, apalagi bagi para loyalis Arsenal.
Kendati karier dia sebagai pemain sepakbola terbilang tak cemerlang, namun sosok Chapman dipandang sebagai simbol manajer paling berpengaruh di sepakbola Inggris pada awal abad ke-20, sebelum pria kelahiran 1878 silam itu menutup usia pada 1934.
PROFIL HERBERT CHAPMAN | ||
|
Meski begitu, hal sebaliknya didapatkan Chapman ketika dia banting setir menjadi pelatih. Kesuksesan besar justru mengiringi perjalanan karier manajerialnya, meski di tengah jalan sempat terkuak skandal yang sedikit mencoreng reputasinya.
Semua dimulai kala dia menahkodai Northampton Town pada kurun waktu 1908 sampai 1912, di mana dia mampu memimpin klub memenangkan titel Southern League. Keberhasilan ini mencuri perhatian klub yang lebih besar. Leeds City muncul untuk membuat taraf drajat sang manajer meningkat. Bersama Chapman, Leeds berkembang pesat sebelum Perang Dunia Pertama akhirnya mengintervensi bumi.
Perang berakhir, namun Leeds dibubarkan lantaran diketahui terllibat dalam sebuah skandal suap ilegal. Chapman dituding terlibat. Mulanya, Chapman sudah dilarang aktif lagi dalam kegiatan sepakbola, tapi dia pada akhirnya berhasil memenangkan banding, sebelum pria kelahiran Kiveton Park ini sukses mencuci nama kotornya dengan torehan prestasi. Comeback ke sepakbola untuk menukangi Huddersfield Town, selama empat tahun Chapman mempersembahkan satu trofi Piala FA dan dua titel First Division -- nama dahulu kompetisi Liga Primer Inggris.
Prestasi ini hanyalah sekelumit cerita pahit-manis Chapman yang kemudian memberkahinya untuk duduk di kursi arsitek Arsenal pada 1925. Datang bak seorang pesulap, di rezimnyalah The Gunners benar-benar disihir menjadi tim yang ditakuti di seantero negeri Ratu Elisabeth setelah melalui periode pelik bahkan nyaris terdegradasi. Sedasawarsa, Meriam London bertransformasi menjadi tim digdaya dari hanyalah sebuah klub medioker.
Arsenal besutan Chapman kala itu amat kental dengan strategi yang disebut formasi "WM". Adapun sistem ini berbentuk pola 3-2-2-3 atau 3-4-3. Dua Trofi pertama kali -- liga dan Piala FA -- Arsenal akhirnya lahir dari buah tangan dingin sang juru taktik pada 1930. Selanjutnya, secara back-to-back gelar First Division terus dipersembahkan sang mentor hingga nyaris menyentuh trofi kelima -- pada musim 1934/35, Chapman tak sempat lagi melihat anak didiknya berdiri di podium juara saat usia 55 tahun. Chapman wafat. Publik London Utara kaget setengah mati, sebab Chapman meninggal secara tiba-tiba akibat penyakit pneumonia. Kabut duka ketika itu sungguh mengiris hati para fans setia Arsenal.
"Saya datang untuk mengubah mereka [Arsenal] menjadi klub terbaik dunia" - Herbert Chapman |
Terlalu mahal membayar jasa besar Chapman yang telah meciptakan sejarah baru bagi Huddersfield Town dan Arsenal, dan di masa jayanya itu, dunia sepakat menyebut sang juru strategi sebagai tokoh penemu modernisasi gaya permainan sepakbola.
Di kala tim-tim lain masih mengikuti pakem konvensional, Chapman lah figur yang memperkenalkan sekaligus mengimplementasikan taktik baru dan teknik-teknik latihan ke dalam sepakbola Inggris. Tak hanya itu, berkat inovasi yang keluar dari otak sang visioner, kini sepakbola mengenal adanya lampu sorot di dalam stadion, lahirnya sebuah kompetisi antarklub Eropa dan digunakannya nomor punggung pada setiap jersey pemain.
Tak pelak segudang penghargaan anumerta direngkuh Chapman sebagai bentuk pengakuan paling sahih atas pengabdian dan penemuan-penemuan hebatnya untuk sepakbola modern. Salah satunya adalah dengan diposisikannya nama Chapman ke dalam Hall of Fame sepakbola Inggris pada 2003.
Sebuah plakat biru English Heritage resmi di-launching pada Maret 2005 di Hendon, tempat di mana Chapman tinggal dari 1926 hingga akhir hayatnya. Chapman adalah pemain dan manajer sepakbola pertama yang hari kematiannya diperingati oleh publik Inggris. Pada 2004, mengenang 70 tahun kematian sang legenda, The Sunday Time melabeli Chapman sebagai manajer Inggris terbaik sepanjang masa dalam sebuah jajak pendapat.
Sebagai bentuk penghormatan tertinggi, manajemen Arsenal juga membuatkan sebuah patung perunggu Chapman di ruang marmer Stand Timur Highbury, stadion terdahulu Arsenal, sampai ditutup pada 2006 lantaran adanya pembangunan ulang markas besar Arsenal. Namun replika patung ini kembali berdiri di Directors' Enterance stadion terbaru The Gunners, Emirates.
Chapman adalah satu dari hanya dua pelatih Arsenal yang begitu dihormati dengan cara seperti ini. Satu lainnya adalah manajer tim saat ini, Arsene Wenger. Pada musim 2007/08, jersey away Arsenal dirancang dan didedikasikan untuk jasa heroik seorang Chapman.
Sumber : goal.com
No comments:
Post a Comment